Rabu, 30 Juni 2010

Pemeriksaan laboratorium khusus untuk menilai status cairan dan elektrolit

Kalium serum
Nilai normal : 3,5 – 5,0 mEq/L
K+ serum meningkat pada asidosis (K+ keluar dari sel)
Penyebab : peningkatan beban (makanan, transfusi darah dan destruksi sel), ekskresi berkurang (gagal ginjal akut)
K+ serum rendah pada alkalosis (K+ masuk ke dalam sel)
Penyebab : kehilangan melalui ginjal (diuresis), kehilangan melalui usus (diare, muntah), pemasukan kurang (malabsorpsi), pemberian insulin intravena

Klorida serum
Nilai normal : 98 – 106 mEq/L
Cl- serum rendah (hipokloremia) umumnya dikaitkan dengan alkalosis metabolik dan hipokalemia
Cl- serum tinggi (hiperkloremia) dihubungkan dengan beberapa tipe asidosis metabolik


Natrium serum
Nilai normal : 135 – 145 mEq/L
Na+ serum umumnya mencerminkan osmolalitas plasma karena garam natrium merupakan 90 % dari partikel zat terlarut ECF
Na+ serum rendah (hiponatremia) menunjukkan pengenceran cairan tubuh oleh kelebihan air relatif terhadap zat terlarut total
Penyebab : kehilangan ion Na, retensi cairan
Na+ serum tinggi (hipernatremia) menunjukkan hiperosmotik cairan tubuh (kekurangan air relatif terhadap zat terlarut total
Penyebab : pemasukan ion Na berlebih, kehilangan cairan berlebih

Kalsium serum
Nilai normal : 9 – 10,5 mg/dL (4 – 5,5 mEq/L)
Nilai ini berhubungan dengan albumin serum dan pH karena keduanya mempengaruhi fraksi kalsium serum yang terionisasi
Kalsium serum total menurun jika kadar albumin menurun, oleh karena itu gejala hipokalsemia jarang timbul pada hipoalbuminemia.
Alkalosis dapat menimbulkan gejala hipokalsemia, karena kalsium dalam bentuk terionisasi berkurang pada pH tinggi

Fosfat serum
Nilai normal : 2,5 – 4,5 mg/dL (1,8 – 2,6 mEq/L)
Kenaikan pada tahap awal gagal ginjal kronik, menyebabkan hiperparatiroidisme

Tidak ada komentar:

Posting Komentar